Senin, 05 April 2010

Di Sepanjang Jalur Kereta Api


Penantianku tak kunjung datang. Kunanti, kutunggu, hingga kupanggil-panggil tak nampak juga. Padahal aku datang dengan tergopoh-gopoh hingga aku melalaikan jeruk mandarin yang berwarna orange dengan kulit tebal dan tanpa bijinya yang diperindah dengan bungkus plastik bening transparannya. Kurasa ini tidak begitu penting. Yah,yah, memang ternyata biasa saja hanya tentang Jeruk.

Dalam penantianku disepanjang jalur kereta api. Aku ditunggui oleh lelaki separuh baya, dengan berpakaian motif kotak-kotak berwarna biru, jelana jeans dan topi kesukaannya. Selama satu jam aku ditemani akhirnya ia beranjak meninggalkanku sendirian. Membiarkan perasaanku mulai gundah kembali seolah aku berteriak kencang. "Jangan tinggalkan aku sendiri . . ."
Teriakanku yang begitu keras seolah dihentikan oleh keadaan. Keramain di sepanjang jalur kereta api.

Lama sekali kau tak hadir menyambutku. Sampai aku bingung apa maumu. Ataukah kau marah padaku ? (tanyaku dalam hati).

Suasana langit yang tak menentu. Kau terlihat cerah saat aku menghadapmu. Tapi kau juga tampak murung dengan warna putih direlimuti awan kehitamanmu. Kau mulai menjabat pertanyaanku dengan suaramu. Jangan kau gundahkan aku Tuhan. . . .
Berilah hambahmu kemudahan dalam perjalananku. Lindungilah aku dan orang-orang yang aku sayang, orang-orang yang aku cinta. Yang menyayangiku dan mencintaiku.

***

Dua jam menanti akhirnya datang juga. Aku tak memberanikan diri ikut kereta kesayanganku. Keberanianku tak sepemberani saat aku dengan teman-temanku. Keberanianku saat dengan Le' saja tidak nampak. Padahal sebenarnya sama saja. Tidak berani tapi sok pemberani atau dibilang modal nekad saja. Hehe . .

Lelaki berbaju putih bertuliskan batik dari daerah Bali. Dengan paras yang menawan, rambut jabrig, bersepatu kets dengan membawa tas pinggang kesamping kanan itu menawarkanku duduk. Mungkin dia sungguh tak tega denganku. Tampang orang kasihan, kalem, dan baik hati mungkin dia mengira begi. Tetap saja aku orang tercantik, tersayang, termanis, terbaik, tersopan, terkalem, terkasihan, dan ter- yang lainnya untuk orang tuaku.

***

0 comments:

Posting Komentar

Recent Posts

Text