Kamis, 03 Juni 2010

Paris ala Java


Pertama kalinya dalam hidupku pergi menuju paris. Aku dan teman kos baikku yang sekaligus merangkap sebagai adikQ. Merasa bersyukur aku kuliah di sini dipertemukan dengan saudaraku. Ya memang saudaraku. Saudara jauh yang selalu dekat disamppingku, dipenglihatanku, dan dekat dihatiku ^_^
Perjalanan yang kali tempuh memang tak seberapa, tapi waktu yang kami butuhkan untuk kembali ke kos tempat kami berlindung dan berteduh ketika kami berada di Jogja memakan waktu 11 jam. Perjalanan itu membuat kami terus penasaran seperti apa sih Paris ala Java itu. Sampai-sampai kami tersesat di Jalan Bantul itu. Huft..akhirnya ketemu bapak-bapak penjual angkringan. Sempat terheran-heran juga tentang asal mula adanya penjual angkringan. Masih disebut juga dengan penjual makanan di kaki lima gaya???
Perjalanan yang membawa beribu tanda tanya Paris ala Java itu membuat kami terus melaju. Sepanjang perjanan yang indah membuat kita sempat memberhentikan kendaraan kami di suat tempat. Entah tempat apa aku juga tidak tahu, yang aku tahu hanyalah tempat itu lucu dan unik. Lagi-lagi lucu dan unik. Seperti halnya gantungan kunci atu hal-hal unik lain yang seringnya aku beli padahal tak jarang orang mengatakan untuk apa aku membeli hal yang kurang bermanfaat. Berhenti hanya dengan sekedar mengabadikan tempat lucu dan unik dengan atap yang berbentuk menara serta dua patung unta membuat kami tertarik sampai megorbankan waktu beberapa menit demi mencapai Paris ala Java itu.
Lestoran. Itu yang terlintas dalam pikiran kami. Hingga beberapa menit samapai kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kami masih saja penasaran. Patung raja mesir diiring dengan spinx yang terletak disampingnya membuat kita berpikir bahwa itu adalah tempat club malam. Nama tempat itu saja tidak tertulis. Lestoran pun sepertinya tidak mungkin kenapa siang-siang begini tidak buka. Kesimpulan itu semakin menguatkan anggapan kami. Entahlah nama tempat apa itu. Sempat aku bertanya kepada teman-temanku yang jaraknya jika dihitung lebih dekat mereka untuk menuju Paris tapi malah mereka menanyakan dimana letaknya?? Jadi capek sendiri.
Patung onta adalah alasan paling kuat kenapa kami memutuskan untuk berhenti. Kelak aku dan Le’ akan mengunjungi tempat-tempat yang banyak binatang onta disana. Mekkah panggillah aku untuk berkenjung. Tuhan panggillah aku untuk semakin merasa dekat. Amin…
***

Merebahkan diri untuk tidur kami memulainya pada pukul 9.30pm. waktu itu suasana kos-kosan teramat sepi hanya ada aku dan adekku itu. Seperti biasa kami bercerita mengungkapakan betapa senangnya kami, bisa berjalan-jalan seharian penuh. Menjelajahi Kota Gudeg. Terasa manis. Melelahkan tapi menyengkan.

0 comments:

Posting Komentar

Recent Posts

Text