Mendengar. .
Suara batinnya tak terbaca
Di kejauhan, matanya berbinar
Menangis. .
Air matanya mengering
Menyeru. .
Hatinya sedikit mengeras
Bersinar. .
Seperti bulan yang meninggalkan bulan
Menjelma. .
Malu-malu dalam langkahnya
Seperti percaya, tapi juga bimbang
Melemah. .
Kerapkali malah menjadi tuli
Di mana pendengarannya?
Apakah tersembungi di bawah sarung bantal?!
Menggulung-gulung kepanasan seperti cacing
Kulit tipisnya menjadi terbal kecoklatan
Lusuh sekali. .
Kau terlantar, nak?
Apakah kau anak yatim piatu?
Apakah lapar, lemas tanpa gizi?!
Mungkinkah kau kehausan pula?
Sayang, kau anak siapa??
Dengarkanlah mauku. .
Teteskan air matamu sebentar saja
Kemuadian berlarilah yang jauh
Sebentar saja, ku bilang sebentar saja
Jangan kau tumpahkan semua
Ibumu disana berdoa
Kelak kau menjadi kebanggaannya
0 comments:
Posting Komentar