Lama tak menarikan jari-jari di atas keybord. Kalau biasanya bisa menari setiap hari, kali ini hanya menari seminggu sekali, itu juga kalau ada panggilan. Dulu, menari karena sepi dan penat, padahal kali ini suasana lebih sepi dibandingkan dengan harus menjalani hari di bulan-bulan yang tak menentu.
Rasanya baru kemarin mengisi formulir masuk Perguruan Tinggi. Berdebar, andai-andai dan janji serapah jika menjadi mahasiswa baru akan direncanakan, belum aku ucapkan. Ternyata sudah cukup lama meninggalkan masa-masa itu. Ada kerinduan yang tak sempat aku tunjukkan ketika berada di sana. Aku lalai karena terlalu berharap untuk menjadi harapan yang dinantikan orang-orang yang berarti dalam hidupku.
Aku menolehkan pandangan tak begitu lama. Memberinya senyum, kita telah berjuang bersama. Dalam masa-masa berat, aku merasakan kau hadir dalam imajinasiku. Seperti ada sebuah harapan yang lebih baik dari hari di saat itu. Semangatku yang terkuras, energiku yang tak tersimpan lagi, kau menghujaniku senyuman.
Percakapan kita berlanjut. Senyumanku menjadi mekar. Begitu ringan rasanya. Motivasi yang belum kujemput itu seperti menghampiriku. Meskipun hanya itu, bagi anak-anak, ini adalah sesuatu yang sangat mengesankan.
Sampai disini aku bertahan. Tak dapat melihat terlalu banyak, tanggung jawab yang kukira itu mudah, keadaannya jauh sangat berbeda dengan apa yang aku pelajari disana. Beginikah sulitnya mendidik anak? kapan mereka mau belajar? di masa kecilku, keadaan ini jauh sangat berbeda.
Punggungku berat sekali. Kapan kau pulang meringankan beban pundakku? suasana kali ini sungguh-sungguh tak seramai setengah hari yang lalu. Memutari hamparan tanah lapang yang luas di sore hari atau teriakan keras di pantai. Bermain butiran pasir emas dari sisa-sisa matahari senja. Terlalu singkat untuk dilewatkan. Banyak cerita lebih dari sekedar itu.
Kumpulan cerita tak selalu terkesan meninggalkan kesedihan. Kenangan yang mengesankan harusnya akan tetap berkesan dan memberikan senyuman di setiap akhir cerita. Beban tak selalu berat untuk diangkat. Bahkan karena satu kepolosannya, seolah kau bersamaku menjinjingnnya bersama.
0 comments:
Posting Komentar