Senin, 23 Agustus 2010

Saat Dia Berjanji Akan Mencintai Aku untuk Selamanya

Pertanyaanya kala itu menjadikanku teringat dengan lembaran kusam dan lusuh di 3 tahun sebelum aku menghembuskan nafas dan menapakkan kakiku di tahun 2009. Lembaran kusam itu kemudian kutuliskan bahwa tanpamu aku bisa jalani hidup apa adanya meskipun berat aku melangkah tapi itu memang yang terbaik. Jawabnya di lembaran yang baru ini inginkan lebih dari apa yang aku katakan. Tak sampai aku berkata walau hatiku menjawabnya "iya". "Mungkinkah aku akan menunggu hingga saat tiba?" (pertanyaan yang sempat terlintas, dan tak aku temukan jawabnya).

Dikesunyian hati, dirimu menemaniku. Dikeramain tawa kau biarkan aku mengikuti. Dikelemahan raga, kau balut dengan canda. Semua tersusun rapih dan terukir indah di hati. Tak merasakan sayatan-sayatan kecil untuk membuatku tersakiti. Menjadikanku mengalir seperti air yang tenang dan terarah.

Menyelusuri jalan hidupmu akan aku jalani tanpa ragu. Hari demi hari kau tanyakan keadaanku sembari kau ceritakan tentangmu. Aku pun mendengarkannya. Aku semakin merasakan betapa kau sangat menghargaiku. Bagai intan mungkin itu pilihan intan permata yang terbaik yang tak ternilai harganya.

Dia lebih baik darimu. Walau sempat kenangan kusam itu bagai indahnya bintang yang bertebaran di langit malam dilihat dari atas bukit. Aku ucapkan terima kasih kau sempatkan bersandar di hatiku. Mungkin dulu aku tak mengerti atau mungkin itu juga terlalu dini. Kau yang dulu berjanji kini telah berdusta. Kau yang dustai kesetiaanku, menjadikan kenangan itu tak begitu indah dengan kenangan akhir yang buruk.

Awal yang indah tak selalu berakhir dengan indah. Kini sepiku pun telah sirna. Aku kini telah bahagia lakukan yang aku suka tanpa harus pikirkannya sedetik pun. Menatap jernih indah matanya yang kini menemani hari-hariku merasakan ada cinta dan kasih sayang yang tulus dan kurasakan selalu. Hanya pada-Mu kupasrahkan semuanya.

0 comments:

Posting Komentar

Recent Posts

Text