Selasa, 21 September 2010

Tak Sedikit Berniat Ingin Menyakiti

Menjelang siang aku terbangun dari tidur nyenyakku. Dengan kasur baru, kamar baru, suasana baru aku menempatinya. Selama dua hari dua malam aku terjaga disini. Menjaga hatiku untuk tidak mengeluh bahkan menangis sekali pun. Tuhan, kumohon tunjukan bintang terangMu agar aku terpancarkan, karena aku mulai takut jika malam datang.

Buku-buku yang tak aku pakai, aku masukan dalam kardus, kemudian menumpuknya dengan kardus-kardus buku yang lain. Berharap ruangan kamarku yang berukuran 3m x 2,5m itu menjadi lebih luas. Dan kemudian rak buku satu-satunya aku dapat aku gunakan untuk buku yang akan aku pakai di semester baru ini.

Aku tancapkan beberapa paku di dinding kemudian aku tempatkan tas-tas kuliahku di posisi teratas. Begitu juga dengan almari pakaian empat tingkat berwarna merah muda itu. Aku meletakkannya di posisi paling samping kanan dari arah tidurku.

Kemudian meja lipatku, aku letakan di lorong-lorong bawah mimpiku. Dan aku akan menggunakannya saat tugas-tugas dan mengisi waktu-waktu luangku dengan si kuning yang selalu membuatku ceria, tak pernah membuatku hampa dan dia menjadi teman terbaikku dengan seketika, mengerti aku dan keadaanku.

Dengan berdoa aku menjalani hari-hariku. Kemudian aku akan berusaha semoga hari ini cerah. Dan bila mendung mungkin akan datang hujan. Tapi tunggulah beberapa saat, mungkin matahari akan muncul dan berkata padaku : " hai mentariku . . ." (dalam hati aku berkata). kemudian dia kembali terangiku menggantikan bintang-bintang malam kala itu. Meski bintang-bintang dan mentari tak muncul tunggulah sejenak. DIA selalu ada dihatiku. Kemudian aku tetap berdoa dan berusaha semoga hari ini akan cerah dan ceria seperti yang selalu aku harapkan.

Aku mulai menata langkahku. Begitu juga dengan sikapku. Perlahan aku lakukan. Sungguh rasanya ini menyakitkan untukku sendiri. Mungkin juga aku membohongimu dan diriku sendiri, tapi aku tak ingin menyakitimu. Ingin rasanya keadaan ini terjaga sama seperti halnya perasaan ini yang tak berubah. Tapi mungkin sulit untuk meyakinkan. Meskipun perkataanmu membuatku tenang, tapi aku pun masih tak bisa menjanjikan apa-apa. karena kesabaran, keikhlasan, kejujuran, kebaikan, keterbukaan, kekonsistenanmu dan tanggung jawabmu mencerminkan sifat terhadap sikapmu untukku dan untuk orang lain yang menjadikan aku bangga.

Tuhan yang akan menjawab dengan bergulirnya waktu. Hari demi hari terlewatkan, kemudian bulan demi bulan, dan tahun demi tahun semoga akan terjawab. Dan semoga Tuhan akan berikan yang terbaik untukku dan untuknya seseorang yang aku sayang. Tak pernah lelah aku berdoa, kelak semua ini akan indah pada waktunya dengan Anugerah-anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki, dengan semua doa-doa, mimpi-mimpi, dan harapan-harapnku dan begitu juga dengannya. Amin..

0 comments:

Posting Komentar

Recent Posts

Text