Sabtu, 08 Januari 2011

Menjaring Matahari


Seperti bintang yang tak berekor kemudian berjalan dengan lurus meski tertatih dalam kesakitan. Di dalam keheningan malam ia melangkah tak seperti mudahnya raja bumi di kesiangan hari tersenyum dan berkaca. Dia tetap berjalan. Perlahan, dan perlahan, meski cobaan datang, meski ucapan tak ingin dia dengar dari telinganya, meski dia pun tak ingin merasakannya dengan hati yang terpecah dan tersakiti. Pekat hitam yang tak ingin menyelimuti sinarnya melangkah dalam gelap. Jika mendung mampu menandakan akan turun hujan, hujanlah dengan deras, lalu siramilah hatinya bersamaku dan yang ada di sekelilingku....


Jadikan dia tersenyum meski dalan kegelapan yang sunyi. Meski raut maukanya mulai tersirat penuh dengan haruan tangis yang seketika melintas dipikirannya. Terlalu manis dengan polesan di wajahnya tapi tak pernah ada yang tahu apa yang dia alami. Menyimpan tangis yang tak kuasa di bendung. Hiasi senyuman dari hati menjadi harapan ketika menjaring matahari mengalahkan keegoisan bersaman jiwaku yang dirundung kegalauan....


Berpacu dengan waktu mengalahkan semua. Berpijak dengan doa-nya yang tak pernah terlewatkan. Dengan mudahnya aku melangkah meski seperti bintang tak berekor dan hitam pekat menyelimuti matahari aku tetap tetapkan hatiku. Sunyinya tenangkan aku meski sesekali tak mampu meneteskan sedikit butiran air yang menetes dengan lembut bagai tumpukan embun pagi yang menetes di pucuk-pucuk dedauanan...


Tenangkan langkahku dengan nasihatnya yang selalu ada di hatiku. Terangilah selalu jalanku melebihi kecantikan terang bulan bintang dan mentari yang sinarnya terkadang menyengat. Jangan goyangkan keseimbanganku ketika keberadaanku berada dalam ketinggian yang mencengkram dan ketinggian alam yang mengindahkan mataku untuk melihat dunia ....


Temanilah ketika sang pujangga ingin sekali menuliskan karyanya sebagai bentuk perasaan yang menjelma menjadi sosok tokoh dalam karyanya dengan sambutan lembut tingkahnya membuaku merasa tak bersalah hadir sebagai teman dalam kehidupannya. Berikan tepuk tangan oleh kedua tangan dengan ringan yang penuh makna dan membuatnya terkesan dalam hatinya yang terdalam. Penghargaan ada dalam hatinya dalam curahan makna ....


Biarkan matahari menjadi penghangat saat kedinginan menghampiri. Biarkan pula pekat malam menemaninya dalam kesunyian. Karena itu membuatnya akan semakin dewasa dan membuatnya mengucapan syukur semakin banyak terucap. Dia akan membingkisnya ketika pulang dengan salam lembut ditangannya ....

0 comments:

Posting Komentar

Recent Posts

Text