Malamku yang dingin semakin dingin membuatku kaku menggerakkan kaki dan badanku, melawan betapa sakitnya jiwa ini untuk melawan mimpi yang menyelimuti dinginnya malam ini. Sepertinya panjang sekali hari ini, tak kunjung pagi datang. Aku takut tak mampu melawannnya lalu menangis.
Gelap dengan pancaran lampu yang temaram. Aku mimpi buruk lagi tanpa teman satu kamarku yang telah kembali ke kampung halamannya. Aku nyalakan lampu paling terang di kamarku, biar semuanya terlihat dan terang seperti matahari. Semuanya masih sama tidak ada yang berubah, tidak berkurang dan tidak bertambah. Mungkin berubah sejenak posisi kamar yang telah aku rapihkan di siang hari di hari kemarin. Ya hari kemarin, aku merapikannya sebagai hari terakhirku untuk kembali ke kampung halamanku juga.
Hari libur semester telah di mulai. Lama sekali rasanya aku berada di sini. 52 hari aku disini. Turut merayakan tahun baru untuk pertama kalinya, bersama teman-teman satu kos dan mejalani ujian semester dengan tenang ditemani musik-musik favorit pendukung belajar dan ditemani teman-teman ketika mulai jenuh bertemu dengan tumpukkan alfabet yang membanjiriku.
Menjadi penghuni terakhir sementara yang lain sudah selesai ujian sejak dua hari yang lalu. Aku pun masih disini bersama satu teman kos-ku yang kebetulan dia masih satu hari ujian setelah ujianku selesai.
Hari ini aku ingin sekali pulang. Semoga baik-baik saja seperti rangkaian kataku yang mencoba merangkainya menjadi yang terindah kemudian tak ingin untuk aku ucap hingga saatnya nanti yang mungkin aku tunjukkan. Betapa aku merindukanmu, bercengkerama di sore hari, menjadi tempatku menemukan segalanya yang tak pernah aku dapatkan dimana pun aku berada selain kedamaian selimutmu.
Pintaku untuk kali ini, perhatikanku sejenak dengan seksama. Dengarkan aku Tuhan, aku terkadang merasa takut bila malam tiba. Jagalah aku dari tidurku dan jagalah aku dari bangunku. Kuatkan aku jika aku mulai tak mampu menopang berat badanku. Tenangkanku juga bersama malam penjaga lelahku.
0 comments:
Posting Komentar