Rasanya tak tergambarkan lagi olehku beranjak dari tidur dengan rasa senang. Mimpi semalam yang menghiasi tidurku seolah menyimpan kesenangan pula di hatiku. Untuk hati yang sempat tak terjamah lalu terjamah lagi oleh embun pagi yang yang kemilau, rerumputan yang hijau dan udara sejuk yang kurasakan di pagi ini. Telah lama aku merindukan hal-hal seperti ini. Jauh seperti belum mengenalmu, seperti kupu-kupu yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah, dihiasi oleh molekul-molekul udara wewangian jasmin. Aku riuh sontak diam membisu.
Tak banyak suara merdu dengan kata-kata indah. Selayaknya kupu-kupu, takkan kubiarkan hinggap dalam bunga-bungaku dengan seketika. Kata-kata yang terangkai dari hari yang tak tentu tersimpan satu rasa yang tak terjawab. Mungkin akan terkesiap jika itu terjadi. Seperti jarum di dalam jerami. Tak pernah aku tahu dan tak pernah akan aku temukan. Sulit. Menyelinap, menyisip dan tak tampak oleh mata coklatku yang tak sebening embun pagi. Mungkin sebentar lagi aku menyerah.
Entah sampai pada masa yang mana aku menyerah dan terkalahkan. Ini memang benar-benar sulit. Bahkan jika harus lebih lama lagi aku tak tahu kemana kakiku melangkah membawa ragaku dengan penuh riang. Semangat si kecil meberikan contoh untukku. Jangan pernah berhenti berharap.
Sedikit putus asa memikirkannya, hanya berharap mampu membangun mimpi-mimpi itu dengan senang. Sama seperti hari ini yang cerah dan riang, sampai aku menutup mata. Penuh ketentraman dalam setiap langkah kaki melangkah. Halus terasa di lantai-lantai putih bersih nan wangi. Meski tak sebersih dan serapih yang kau ajarkan padaku, ayah kumohon suatu saat aku akan belajar lebih baik dari apa yang kau lakukan untukku.
0 comments:
Posting Komentar