Sempat teringat dengan teman kuliah yang dibilang alay sebagian besar anak-anak. Rasanya kasihan sekali. Mungkin dibilang cari perhatian itu lebih halus didengar. Mencari perhatian disaat-saat seseorang merasa sendiri dan kesepian itu adalah hal wajar menurutku. Bukan memilhak tapi (sempat) teringat agar tidak jadi salah sangka haahaaa. Untuk arti sebuah teman maka tak usah dialay-alaykan, bahkan kita semua adalah teman satu perjuangan.
Sedikit aneh dengan teman yang satu ini memang membuat anak-anak khususnya anak-anak dari kaum perempuan menjadi kurang suka. Mungkin bukan kurang suka sama orangnya, tapi kurang suka sama alay-nya. Aku sendiri saja kadang juga begitu hahaha (sama saja kejam). Ada suatu waktu yang sebenarnya bukan hanya sewaktu-waktu, melainkan sering. Masa jaman semester muda, salah satu ke-alay-an temanku ini adalah mengirim SMS kepada phone box komunitas kelasku. Kata-kata yang aku ingat betul waktu itu adalah "Doakan aku juga ya". Keesokan hari saat mengikut kuliah di SMS perdananya, ternyata cukup membuat heboh anak-anak. Kebanyakan anak-anak dari kaum perempuan bilang bahwa dia "alay". Waktu itu juga aku sependapat dengan mereka hahaha (bener-bener kejam). Hatiku sebenarnya sempat lintuh mendengarnya. Tapi tetap saja ikut mengatakan alay.
Mengatai orang alay tapi aku sendiri juga alay. Setiap kali ditelpon orang rumah aku sendiri juga alay. Kata-kata yang keluar dari mulut kejamku juga sama alay-nya, "Doakan aku. .". Saat ada sesuatu malah menelpon Bunda dan berkata alay," Bund, doakan aku selalu", saat ayahku menanyakan keadaanku pun, aku menjawab dengan alay, "Doakan aku. .". Tidak lain lagi saat sempat pulang ke kampung halaman, mengunjungi sanak saudara, lagi-alagi aku berkata dengan bahasa alay kepada si mbah puteri. Tak aku sadari ternyata ucapan halus yang dikeluarkan mereka baik aku yang memulai atau mereka memulainya sebagai tanda perpisahan sementara perjumpaanku dengan mereka membuatku merasa tenang. Kata-katanya ajaib bagai energi yang tak aku dapatkan saat lemas atau pun saat perut keroncongan. Merasa bersalah kepada teman alay-ku. Kuungkapkan salahku disini, dan kuganti kata-kataku. Merasa bersalah kepada teman seperjuanganku.
Doa adalah sebuah kekuatan misterius. Seperti halnya dengan doa seorang ibu, doa seorang teman dan seorang sahabat itu tidak pernah ada alay-nya. Setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda-beda, permasalahan yang tak sama, dan kekuatan untuk bertahan dalam salah satu kondisi tertentu. Maka setiap orang berhak meminta doa kepada siapa saja, termasuk kepada seorang teman. Sesama manusia pun demikian. Menjadi egois hanya dengan mendoakan dirinya sendiri dan keluarga tercintanya tanpa mendoakan orang lain, menjadi kata-kata peringatan salah satu syarat tidak dikabulkannya doa seseorang.
0 comments:
Posting Komentar