Bicara tentang BBM pasti selalu terkait dengan demo. Pusing banget sih melihat mereka-mereka yang hobi banget demo. Panas-panasan di tengah-tengah kerumunan lalu lalang jalan yang penuh sesak, mbengok-mbengok memakai pengeras suara, mengumpulkan massa, membakar poster, membakar ban, dan berdiri di atas ketinggian tertentu untuk memperngaruhi massa yang lain, bak pidato persuasi (emang ini juga bentuk persuasi mbak..mbak).
Sebagai mahasiswa yang bolak-balik rumah-kampus pasti emang butuh biaya lebih. Sedikit berbeda dengan mahasiswa yang jarak rumah-kampusnya dekat, dia membutuhkan biaya hanya untuk uang jajan dan mungkin transportasi juga, tetapi dengan biaya terjangkau. Jarak dari arah kabupaten Kulon Progo-Jogja memang tidak begitu jauh, tapi bagiku cukup membuat badanku merasa sakit dan lemas. Yah, ini memang resikonya.
Bicara resiko memang, tidak seharusnya manusia-manusia yang merasa terbebani itu harus selalu dalam situasi dan kondisi seperti itu. Mengancam kehidupan dan eksistensinya. Keadaan yang seperti itu memang mengharuskan mereka tak harus diam di tempat. Demo terkadang memang menjadi pililihan. Mencari tempat dimana perasaannya mau dimengerti orang lain. Mencari tempat dimana pendapatnya mau di dengar orang lain, lebih lagi kalau diterima.
Bicara resiko memang, tidak seharusnya manusia-manusia yang merasa terbebani itu harus selalu dalam situasi dan kondisi seperti itu. Mengancam kehidupan dan eksistensinya. Keadaan yang seperti itu memang mengharuskan mereka tak harus diam di tempat. Demo terkadang memang menjadi pililihan. Mencari tempat dimana perasaannya mau dimengerti orang lain. Mencari tempat dimana pendapatnya mau di dengar orang lain, lebih lagi kalau diterima.
Kembali ke pembahasan awal tentang BBM, kalau dilihat dari sudut pandang mahasiswa, khususnya mahasiswa kalangan menengah jelas pastinya banyak anak yang menolak. Sebagai mahasiswa yang pada dasarnya masih belum memiliki penghasilan sendiri, hal ini akan sedikit meresahkan. Mulai mengatur pengeluaran dengan disesuaikan jatah bulanan yang mungkin tidak mengalami kenaikan. Berbeda dengan mahasiswa dari kalangan atas, hal seperti ini tentunya tidak menjadi beban hanya dengan menambahkan beberapa persen kenaikan jatah bulanan dari jatah bulan biasanya.
Menyoroti kenaikan harga BBM dari sudut pandang mahasiswa, mahasiswa kalangan menengah-lah yang menjadi korban. Sambil menunggu keputusan menaik atau tidaknya harga BBM di rapat paripurna DPR Jumat (30/3/2012) mendatang, apa pendapat kalian tentang kenaikan harga BBM??
a. SETUJU
b. TIDAK SETUJU
0 comments:
Posting Komentar