






Seketika aku merindukanmu, kau terlintas lama dalam benakku
Malam sampai larut belum juga merasa tenang
Sampai ku buka catatan kegemaranmu disini
Kutemukan secarik dari kumpulan karyamu, kau membanggakanku
Sampai menetes air mataku, tak jua hilang berpikir tentangmu
Parasmu yang lucu dan penuh ketentraman, agaknya sedikit berbeda dengan 3 tahun lalu
Kau semakin dewasa, bertambah tinggi hampir menyamaiku
Kau semakin tampan,
Sampai saat ini pun tak membuatku berhenti berpikir
sampai saatnya nanti aku pun ingin menjagamu. . .
Dan kelak sampai kau bertambah besar akan katakan hal yang sama untukku
Adikku yang paling aku sayang, aku memang belum pada masanya mengguruimu
Sabarlah aku akan menuntut ilmu agar kau menjadi adik kebanggaankku
Sambil kau menungguku, janganlah nakal, dan makanlah dengan kenyang
Dengarkan pesanku, sebagai cerita pengalamanku selama hidup 21 tahun
Sekali lagi aku tidak mengguruimu
Dengarkanlah sebagai ceritaku, dengarkanlah dengan baik
Diam dan renungkanlah saat kau merasa sepi, semoga kau contoh yang baik dari pengalamanku
Adikku, teman setiaku
Dalam letihnya pikiranku, kau membuatku tak berhenti berpikir
Kekompakkan yang dulu agaknya berkurang, pastilah karena kau malu pada temanmu..
Bukan !! semoga bukan karena itu,
Akan kubiarkan masamu mencari jati diri,
Aku akan tetap menjaga dan mendoakanmu dari kejauhan,
Temukanlah dirimu, jika kau tidak tahu, maka tanyalah padaku
Tetaplah menjadi adik yang kubanggakan,
Adikku yang kunantikan separuh dari segelas susu
Aku merindukan saat-saat waktu libur hanya berdua di rumah
Ku masakkan sayur dan lauk untukmu, dan kau menungguiku selesainya merapihkan diri
Semoga kau mengenangkannya sebagai perenungan kelak kau besar nanti
Adikku yang menemaniku jalan-jalan
Tak mengeluh dan selalu setia menggandeng tanganku
Sampai malam kau masih bercerita menunggu libur akhir pekan tiba
Kau terlelap dalam tidurmu, rasanya memelukmu begitu nyaman...
Semoga kau tertidur dengan nyenyak dan terjaga dengan baik . . .
Semoga hari esok akan cerah dan kembali membuat senyuman . . .
0 comments:
Posting Komentar