kelaparan adalah burung gagak
yang licik dan hitam
jutaan burung gagak
bagai awan yang hitam
o Allah!
burung gagak menakutkan
dan kelaparan adalah burung gagak
selalu menakutkan
kelaparan adalah pemberontakan
adalah penggerak gaib
dari pisau-pisau pembunuhan
yang diayunkan oleh tangan-tangan orang miskin
kelaparan adalah batu-batu karang
di bawah wajah laut yang tidur
adalah mata air penipuan
adalah pengkhianatan kehormatan
seorang pemuda yang gagah akan menangis tersedu
melihat bagaimana tangannya sendiri
meletakkan kehormatannya di tanah
karena kelaparan
kelaparan adalah iblis
kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran
o Allah!
kelaparan adalah tangan-tangan hitam
yang memasukkan segenggam tawas
ke dalam perut para miskin
o Allah!
kami berlutut
mata kami adalah mata Mu
ini juga mulut Mu
ini juga hati Mu
dan ini juga perut Mu
perut Mu lapar, ya Allah
perut Mu menggenggam tawas
dan pecahan-pecahan gelas kaca
o Allah!
betapa indahnya sepiring nasi panas
semangkuk sop dan segelas kopi hitam
o Allah!
kelaparan adalah burung gagak
jutaan burung gagak
bagai awan yang hitam
menghalang pandangku
ke sorga Mu
oleh W.S. Renda
Etimologi (asal kata) berasal dari bahasa latin “Curere” berarti “berlari”
Berikutnya lahir istilah “curicle” yang berarti “kereta dua yang ditarik oleh dua ekor kuda”
Setelah itu baru lahir istilah “curriculum” yang berarti “mata pelajaran yang harus dilatihkan” (course of study or training).
Secara tradisional kurikulum dapat diartikan “sejumlah mata pelajaran yang disajikan oleh sekolah kepada siswa untuk memperoleh ijazah, kenaikan kelas atau tingkat”.
Menurut UUSPN No 20 Tahun 2003 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum sebagai ide (kurikulum sebagai buah pikiran para ahli/pengembang kurikulum)
Kurikulum sebagai rencana tertulis (kurikulum sebagai pegangan guru, yang berisi: materi/bahan minimal secara nasional, sehingga guru masih ada kesempatan untuk mengembangkan)
Kurikulum sebagai kegiatan (merupakan hasil terjemahan guru (operasional) tentang kurikulum di lapangan berdasarkan pada kurikulum sebagai ide atau sebagai rencana tertulis). Faktor kemampuan (pengalaman) dan sarana sekolah cukup menentukan.
Kurikulum sebagai hasil belajar (berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dsb. Baik yang bersifat sementara ataupun tetap.
1. Curriculum as Subject Matter
Kurikulum sebagai bahan belajar (subject matter) adalah gambaran kurikulum paling tradisional yang menggambarkan suatu kurikulum sebagai kombinasi bahan untuk membentuk kerangka isi materi (content) yang diajarkan.
2. Curruculum as Experiece
Menggambarkan kurikulum sebagai seperangkat pengalaman
Pengalaman tersebut telah direncanakan secara khusus dan ada yang ditemukan atau didapatkan anak didik dalam proses pendidikan (hidden curriculum).
Karakteristik kurikulum ini, seorang guru bertindak sebagai fasilitator untuk mempertinggi pertumbuhan kepribadian anak didik.
3. Curriculum as Intentional.
Karakteristik kurikulum ini adanya suatu perencanaan kurikulum yang komprehensif terhadap pengalaman belajar anak didik telah ditentukan lebih awal sebelum mereka memulai kurikulum.
Pendidik membuat suatu strategi yang disengaja melalui wacana-wacana tujuan dan sasaran.
Merupakan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan anak didik.
4.curriculum as cultural reproduction.
Kurikulum sebagai suatu refleksi budaya masyarakat tertentu
Sekolah mempunyai peran penting dalam menyampaikan pengetahuan dan nilai-nilai yang penting untuk digunakan oleh suatu generasi ke genarasi yang sukses
Kurikulum melalui penyeleksian pengalaman-pengalaman belajar memberikan wahana untuk proses reproduksi tersebut.
5. curriculum as currere
Kurikulum sebagai suatu proses daripada pengertian individu secara terus menerus ke arah yang lebih berarti
Pengertian ini menekankan adanya kapsitas individu untuk berpartisipasi dan mengonsepsikan kembali pengalaman hidup seseorang
Karakteristik ini menekankan pada perspektif pengalaman, sedangkan akibat terhadap kurikulum adalah interpretasi terhadap pengalaman hidup.