BAB I
PENDAHULUAN
Seni mulai dikembangakan dalam dunia pendidikan sejak tahun 1976. Kehadiran seni dalam dunia pendidikan ditunjukan dalam suatu mata pelajaran seni yang masuk ke dalam kurikulum. Seni yang tertuang adalam mata pelajaran diantaranya berupa pendidikan seni tari, pendidikan seni rupa, pendidikan seni musik dan sebagainya. Dalam dunia pendidikan secara tidak langsung sebenarnya telah menerapkan dan menanamkan adanya pendidikan seni sebagai salah satu strategi dalam proses pembelajaran, baik sejak TK sampai dengan SMA.
Pendidikan seni memiliki kedudukan yang setara dengan mata pelajaran lain dalam lingkup program pendidikan. Namun dalam pendidikan seni penekanannya dimaksudkan untuk membantu pertumbuhan fisik dan mental peserta didik. Sehubungan dengan adanya perbedaan sifat dan karakteristik peserta didik yang satu dengan yang lain, maka pendidikan seni pun perlu memperhatikan hal tersebut. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan seni yang tidak ditujukan untuk melatih keterampilan peserta didik agar pandai dalam berkarya seni, melainkan lebih ditekankan sebagai sarana atau alat pendidikan.
Sebagai sarana pendidikan, pendidikan kesenian di SD dicurahkan untuk bermain. Kegiatan ini sebagai ekspresi kreatif dalam membantu tumbuhkembang peserta didik. Pendidikan seni sebagai sarana ekspresi kreatif peserta didik juga mampu mengembangkan kepekaan apresiasi estetik dan membentuk kepribadian seseorang seutuhnya secara seimbang baik lahir-batin, jasmani-rohani, sifat budi pekerti luhur sesuai dengan lingkungan dan konteks sosial budaya Indonesia. Dengan demikian sifat dan karakteristik pendidikan seni perlu diketahui dan dipahami bagi seorang guru dalam pelaksanaan pendidikan seni.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Konseptual Bidang Studi Pendidikan Seni
Seni merupakan media ekspresi kreatif dan aspiratif. Seni dapat diwujudkan melalui garis, warna, bidang, dan tekstur untuk seni rupa; gerak dan peran untuk seni tari-drama; serta bunyi untuk seni musik dalam tata susunan yang artistik dan estetik. Dalam dunia pendidikan seni berperan untuk mengembangakan dan menumbuhkan daya apresiasi seni, kreativitas, kognisi, serta melibatkan indrawi sebagai suatu bentuk keterlibatan emosi sehingga mampu memelihara keseimbangan mental peserta didik. Bagi peserta didik yang memiliki bakat dan kemampuan bidang seni, pendidikan seni dapat juga berperan sebagai pembentuk dan pengembang keterampilan vokasional. Dengan demikian pendidikan seni merupakan konsep yang sangat cocok untuk diterapkan di Sekolah Dasar karena pendidikan seni mampu mengembangkan dan membentuk keperibadian manusia (peserta didik) seuntuhnya dengan menyeimbangkan anatara batin, jasmani mapun pribadi, berbudi pekerti luhur yang sesuai dengan konteks sosial budaya Indonesia.
Pelaksanaan pendidikan seni di SD sering dikenal dengan Kerajinan Tangan dan Kesenian. Kesenian merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan seni. Sedangkan menurut pengertian awam, seni adalah keindahan yang diciptakan oleh manusia. Ki Hajar Dewantara memberi batasan yang lebih luas tentang seni, yaitu seni sebagai perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia. Dalam pelaksanaannya pendidikan kesenian ini dapat dipadukan dengan pokok bahasan yang lain yang tercakup didalamnya (inter bidang studi) maupun dengan bidang studi lain (antar bidang studi). Dengan demikian pelaksanaan pendidikan seni tersebut memiliki konsep yang mudah karena dekat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan melalui seni peserta didik pada tingkat Sekolah Dasar dapat dikembangkan secara menyeluruh.
B. Sifat Dasar Pendidikan Seni di SD
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia dalam arti sinonim dari ilmu (pengetahuan) yang dimiliki manusia. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. Keindahan tersebut tumbuh karena kesadaran pada diri seseorang. Filsuf mengatakan keindahan tumbuh karena rasa kekaguman. Psikolog mengatakan keindahan mucul karena keinginan untuk memiliki. Sedangkan di lain pihak paham rasionalisme mengatakan keindahan timbul karena kekuatan pikir dan daya khayal manusia.
Keindahan menjadi bagian penting di dalam kehidupan manusia. Keindahan juga bersifat relatif sesuai dengan tingkat pendidikan, tingkat kecerdasan dan tingkat budaya seseorang maupun bangsa. Dalam sejarah budaya manusia kebutuhan yang hanya bersifat jasmaniah saja tidaklah cukup. Manusia menuntut bahwa sesuatu itu tidak hanya sekedar benar atau salah, tepat atau tidak tepat, banyak atau sedikit akan tetapi juga ada kebutuhan indah dan tidak indah.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Dengan demikian dalam implementasinya kaitan seni dan manusia masing-masing dari mereka (manusia/individu) memilih sendiri peraturan dan parameter sebagai proses memperlancar ekspresi dan kreativitas dari manusia itu sendiri sehingga bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium tersebut.
Dalam pendidikan seni di tingkat SD, seni memiliki keterkaitan yang sama. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mempermudah pelaksanaan pendidikan, kita harus memahami sifat-sifat dasar seni itu sendiri. Berdasarkan telaah terhadap teori-teori seni disimpulkan bahwa seni memiliki sekurang-kurangnya lima ciri yang merupakan sifat dasar seni (Gie, 1976:41-46). Sifat dasar seni tersebuat adalah sebagai berikut:
1. Kreatif
Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, batu diubah menajadi perhiasan, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dan lain-lain.
2. Idividual
Sifat individual dalam seni diartikan sebagai karya seni yang memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Sebagai contoh lagu-lagu yang diciptakan Ebit G. Ade, sangat berbeda dengan lagu-lagu ciptaan Dewiq, Titik Puspa, atau pun yang lainnya. Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Piccaso, Van Googh, maupum pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari karya mereka.
3. Perasaan
Dalam membuat karya seni selalu melibatkan emosi dan jiwa. Selain pencipta, penikmat juga menggunakan kepekaan perasaan untuk dapat menikmati sebuah karya, bahkan kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang diciptakan melalui perasaan seorang seniman, kemudian dibawakan seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu itu. Tampil dalam suara dan penampilan yang seirama, maka para pendengar lagu itu akan tergugah hatinya. Semua itu jika ada kesungguhan dalam menggunakan indera rasa seperti yang dilakukan pencipta dan penyanyinya. Sebagai contoh lagu “Imagine” karya John Lennon merupakan ungkapan kepeduliannya terhadap nilai-nilai humanisme dan perdamaian sehingga menggugah perasaan siapapun yang mendengar.
4. Abadi atau keabadian
Sesungguhnya semua pembuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan. Seseorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu melekat sampai akhir hayat, walaupun mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika membuat karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya orang yang menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan terpuji. Maka layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada seseorang yang berbuat sesuatu kebaikan sebagai efek penghayatan dari karyanya, misalnya dari cerita film, novel, syair lagu, dan lain-lain. Tetapi sebaliknya, jika seniman dalam membuat karyanya menyampaikan pesan negatif maka seni yang memiliki kesan estetis mungkin akan hilang.
5. Universal
Seni tidak mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa, dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa pembuatnya.
C. Karakteristik Pendidikan Seni di SD
Pendidikan seni dapat dilaksanakan melalui berbagai jalur, baik formal maupun non formal. Kegiatan seni tidak akan dapat berdiri sendiri, karena dalam realitanya kegiatan pendidikan selalu berkaitan dengan berbagai hal lain di sekitarnya. Keterkaitan tersebut tercermin salah satunya pandangan bahwa pendidikan sebagai bentuk interaksi sosial masyarakat dan sekolah yang menjadi salah satu kelompok sosial di dalamnya sehingga pendidikan seni membaur, melebur, dan terkait dengan berbagai hal dalam keseharian masyarakat.
Dalam konsep pendidikan nasional, pendidikan harus berfungsi untuk memungkinkan setiap manusia mempertahankan hidupnya, mampu mengembangkan diri dan hidupnya serta membangun masyarakatnya. Beberapa pandangan para ahli tentang pendidikan seni di sekolah adalah diutamakan untuk penanaman nilai estetis melalui pengalaman kreatif dan apresiatif. Menurut Lenderman dan Lindermen (1984), pendidikan seni sebagai pendidikan estetis dapat dilakukan dengan jalan memberikan pengalam perseptual, kultural, dan artisik. Pengalam perseptual diberikan melalui proses berpikir peserta didik meliputi imajinasi, model penciptaan suatu karya, dan ekspresi kreatif. Pengalaman kultural diperoleh melalui kegiatan memperlajari dan memahami bentuk-bentuk peninggalan seni di masa lampau dan masa sekarang. Sedangkan pengalaman artistik dikembangkan melalui pengalaman dan penghayatan pada suatu karya seni dan apresiasi seni.
Karakteristik peserta didik dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Begitu juga dalam pembelajaran seni, dengan mengenal peserta didik seorang guru akan mudah memberikan pendidikan secara tepat. Dalam rangka mendukung hal tersebut keharusan seorang guru yaitu mampu memahami tentang hakikat, sifat dan karakteristik peserta didik, dalam pendidikan seni pun demikian. Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan peserta didik. Adapun karakeristik dan kebutuhan peserta didik dibahas adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang memeragakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Ruang lingkup pendidikan seni di SD pada dasarnya meliputi aspek pengetahuan seni, apresiasi seni dan pengalaman kreatif. Berkaitan dengan hal tersebut, seperti telah kita ketahui bahwa peserta didik SD memiliki karakteristik dengan tingkat perkembangan berpikir sekuensial menuju ke tingkat berpikir abstrak. Sedangkan pelaksanaan pendidikan seni yang saat ini berlaku lebih menekankan praktik sebagai bentuk kreatif peserta didik dan teorinya hanya sebagai apresiasi. Dengan demikian karakteristik pendidikan seni di SD yaitu bersifat pengetahuan dan apresiasi yang diintegrasikan dengan pengalaman kreatif peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam dunia pendidikan seni berperan untuk mengembangakan dan menumbuhkan daya apresiasi seni, kreativitas, kognisi, serta melibatkan indrawi sebagai suatu bentuk keterlibatan emosi sehingga mampu memelihara keseimbangan mantal peserta didik.
2. Pelaksanaan pendidikan seni di SD pada dasarnya memiliki konsep yang mudah karena dekat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan dapat diintergasikan dengan konsep pembelajaran lain, baik antar maupun antara mata pelajaran satu dengan yang lain.
3. Sifat dasar seni adalah kreatif, individual, perasaan, abadi dan universal.
4. Pendidikan Seni dapat dilakukan melalui jalur formal atau non formal. Dalam pelaksanaannya tidak dapat berdiri sendiri melainkan terkait dengan pendidikan yang lain.
5. Karakteristik pendidikan seni di SD yaitu bersifat pengetahuan dan apresiasi yang diintegrasikan dengan pengalaman kreatif peserta didik.
B. Saran
Dalam Penulisan makalah ini tentunya penulis mengalami banyak kekurangan. Saran dan kritis yang membangun penulis harapkan dari pembaca sebagai acuan dalam penulisan makalah selanjutnya.
0 comments:
Posting Komentar