BAB I
PENDAHULUAN
Seni sangatlah penting peranannya dalam kehidupan. Salah satunya bagi pendidikan. Sekarang ini dunia pendidikan mulai memandang seni sebagai media untuk memajukan hasil pembelajaran dan membantu proses pembelajaran. Dunia pendidikan merasa bahwa seni mampu menjadi alat penghantar informasi yang cukup baik dalam pembelajaran.
Kita kenal bahwa ada istilah pendidikan melalui seni. Begitu pentingnya seni sehingga dikatakan pendidikan dapat melalui seni. Seni adalah unsur penunjang perkembangan siswa. Dengan seni, seorang siswa dapat mengekspresikan perasaannya. Pembelajaran seni disekolah dasar harus memperhatikan perkembangan siswa dan dalam pembelajaran seni harus di mulai dari yang mudah yaitu dari tahap yang paling mudah ketahap yang paling sulit. Tugas–tugas perkembangan itu muncul dalam rentang kehidupan individu yang memberi dampak bagi pencapaian tugas–tugas berikutnya. Sekirangnya tugas perkembangan dapat tercapai dengan baik, maka tugas perkembangan diharapkan dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu pendidikan seni yang berorientasi pada perkembangan harus memperhatikan tugas–tugas perkembangan secara utuh. Seni ada bermaca–macam diantaranya: seni musik, seni tari, seni drama, dan seni rupa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Seni
Pendidikan menurut Plato, seorang filosofis Yunani, ialah mengasuh jasmani dan rohani seseorang agar dapat sampai ke satu tahap keindahan dan kesempurnaan yang paling tinggi. Secara jelasnya, pendidikan adalah suatu usaha membentuk kesempurnaan dan keindahan di dalam diri individu. Pengertian ini adalah sejajar dengan apa yang diungkapkan oleh salah seorang lagi filosofis Yunani yaitu Aristotles di mana beliau mengungkapkan pendidikan sebagai satu usaha untuk menyediakan akal-fikiran untuk diisikan dengan ilmu pengetahuan, sebagaimana menyiapkan tanah untuk diisikan dengan tanam-tanaman.
Berdasarkan Kamus Dewan, pendidikan berasal dari pada kata dasar didik yang membawa pengertian memelihara dan memberi latihan berupa ajaran ataupun pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan fikiran. Pendidikan pula membawa maksud proses mengubah sikap dan tata laku seseorang dalam usaha mematangkan individu tersebut. Secara jelasnya, pendidikan bolehlah diartikan sebagai proses penyemaian ilmu secara berterusan kepada seseorang. Oleh kerana luasnya konsep pendidikan itu disamping pertalian intimnya dengan ilmu, para cendikiawan seringkali memberi pendefinisian tentang pendidikan berdasarkan cabang ilmu masing-masing. Manakala penganut aliran Fungsionalisme melihat individu tidak penting dalam menentukan apa yang sesuai untuk dirinya. Pendidikan bagi mereka bukanlah untuk membentuk potensi dan kebolehan individu bagi dirinya tetapi untuk keperluan komuniti dan masyarakatnya. Ini adalah lantaran masyarakatlah yang menentukan baik dan buruknya sesuatu perkara. Salah seorang penganut aliran ini, Durkheim (1956) umpamanya mendefinisikan pendidikan sebagai penerapan pengaruh generasi dewasa kepada mereka yang memasuki era baru dalam kehidupan sosial. Mereka yang dididik adalah dikehendaki mempelajari dan mempraktikkan nilai-nilai keperluan sebagaimana yang dikehendaki oleh generasi yang lebih awal. Oleh itu, secara umumnya Durkheim menganggap fungsi pendidikan adalah untuk mengekalkan masyarakat dengan menyediakan rangka normatif dan kognitif masyarakat dalam diri individu.
John Dewey, seorang pakar pendidikan Amerika Serikat mentakrifkan pendidikan sebagai satu proses perkembangan individu. Menurut beliau, pendidikan merupakan usaha mengatur ilmu pengetahuan untuk menambahkan lagi pengetahuan semula jadi yang ada padanya, supaya dapat hidup dengan lebih berguna dan selamat.
Rabindranath Tagore, salah seorang ahli falsafah dan penyair India yang terkemuka menyatakan pendidikan sebagai suatu proses yang bertujuan untuk melahirkan manusia yang berfikiran sempurna, berupaya mencapai segala aspek kehidupan dengan penuh makna. Menurut beliau, pendidikan tidak seharusnya hanya terikat dengan buku, tetapi harus dihubung dan kaitkan dengan pengalaman kehidupan sebenar manusia. Oleh itu, pendidikan secara jelasnya boleh dilihat sebagai suatu proses berterusan dalam usaha membentuk individu bagi memenuhi keperluan diri dan masyarakatnya, berlaku sama dan secara formal ataupun non-formal.
Sedangkan pengertian seni menurut para ahli adalah : Menurut Ida Siti Herawati (1999:3) seni adalah segala kegiatan manusia untuk mengkomunikasikan pengalaman batinya pada orang lain. Pengalaman batin ini divisualisasikan dalam tatanan susunan yang indah dan menarik, sehingga dapat memancing timbulnya rasa senang atau puas bagi siapa yang menghayatinya. Visualisasi ini dapat ditangkap oleh indera raba menjadi seni rupa, indera tari menjadi seni tari dan seni sastra, indera dendar menjadi seni musik / suara dan drama. Menurut Alexander Baumgarten (Ida Siti Herawati 1999: 2) seni adalah suatu perwujudan yang memberikan suatu rasa hidmat terhadap orang lain atas keindahan dan wujud karya tersebut. Menurut Ki Hajar Dewantara (Ida Siti Herawati 1999 : 2) seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaanya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia.
Dari keseluruhan pengertian seni diatas dapat disimpulkan bahwa seni adalah segala perbuatan yang memberikan keindahan dan dapat dilihat dari berbagai sudat pandang.
Sedangkan pengertian pendidikan seni menurut para ahli adalah : Pendidikan Seni Di Dalam Sistem Pendidikan Formal Negara bermaksud program pendidikan yang bersistem, terancang dan boleh diukur prestasinya bagi memenuhi keperluan individu dan aspirasi negara. Ia merangkumi idea-idea yang dicetuskan melalui lukisan, ukiran dan berbagai kemahiran tangan yang lain yang diadunkan daripada pengalaman murid dan apa yang telah dipelajari. Feldman (1996) memberikan pendefinisian pendidikan seni sebagai usaha yang melibatkan pengajaran dan pembelajaran membuat dan memahami seni, di samping mengetahui tentang dunia dan diri kita sendiri melalui seni. Seni yang dimaksudkan di sini adalah meliputi apa saja cabang seni visual seperti, arca, seni bina, reka bentuk industri, garafik komputer, serta apa juga yang berkaitan dengan seni, baik yang berupa seni tampak tradisional mahupun seni moderen. Pendidikan seni merangkumi berbagai kaedah dan teknik yang digunakan di dalam penghasilan produk seni, mempelajari sejarah dan antropologi seni, membesarkan makna seni serta melihat nilai produk seni individu. Lantaran itu, pendidikan seni lebih menitik beratkan pemikiran, perbuatan dan penilaian yang original di samping memberi kesempatan untuk individu itu memperkembangkan idea semula secara teratur menerusi peringkat-peringkat perkembangan yang artistik. Kesimpulannya, pendidikan seni merupakan suatu sistem pengajaran dan pembelajaran seni tampak yang terancang dan mempunyai tujuan yang jelas.
B. Pengertian Perkembangan
Menurut Schneirla (Prof. Dr. H. Sunarto 1995:38) perkembangan adalah perubahan–perubahan progresif dalam organisasi organisme, dan organisme dilihat sebagai sistem fungsional dan adaptasi sepanjang hidupnya. Perubahan–perubahan ini meliputi dua faktor yakni kematangan dan pengalaman. Menurut Bijou dan Baer (Prof. Dr. H. Sunarto 1995:38) perkembangan adalah psikologis atau perubahan progesif yang menunjukan cara organisme bertingkah laku atau berinteraksi dengan lingkungan. Yang di maksud Interaksi disini adalah apakah suatu jawaban tingkah laku akan diperlihatkan atau tidak, tergantung pada perangsang – perangsang yang ada dilingkungannya.
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif (E.B. Harlock). Dimaksudkan bahwa perkembangan merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan (kemampuan seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman yang merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan kualitatif dan kuantitatif ( dapat diukur) yang menyebabkan perubahan pada diri individu tersebut. Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya (Kasiram, 1983: 23), mengandung arti bahwa perkembangan merupakan peubahan sifat indiviu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan yaitu merupakan perubahan individu kearah yang lebih sempurna yang terjadi dari proses terbentuknya individu sampai ahir hayat dan berlangsung secara terus menerus. Sebagai contoh anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat tengkurab kemudian setelah kira-kira 7 bulan sudah bisa berdiri tapi dengan bantuan orang lain, kemudian pada umur 9 bulan baru dapat berdiri sendiri dan mulai berjalan sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan dengan lancar, setelah itu dia dapat berlari-lari. Maka proses perubahan tarsebut dinamakan dengan perkembangan.
1. Jenis-jenis perkembangan (Types of changes in Development)
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses perkembangan digolongkan ke dalam 4 jenis; yaitu:
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses perkembangan digolongkan ke dalam 4 jenis; yaitu:
a. Perubahan dalam ukuran (changes in size)
b. Perubahan dalam perbandingan ( changes in proportion)
c. Pengertian wujud ( Disappearance of Old Features)
d. Memperoleh wujud baru ( Acquisition of New Features)
2. Sifat-sifat khusus perkembangan (Characteristics of Development)
Ada beberapa sifat khusus yang dapat kita lihat dalam perkembangan. Dan hanya diambil yang jelas menunjukkan pengaruh yang besar; yaitu:
Ada beberapa sifat khusus yang dapat kita lihat dalam perkembangan. Dan hanya diambil yang jelas menunjukkan pengaruh yang besar; yaitu:
a. Perkembangan berlangsung menurut suatu pola tertentu.
b. Perkembangan berlangsung dari sifat-sifat umum ke sifat-sifat khusus.
c. Perkembangan adalah tidak terputus-putus.
d. Perbedaan kecepatan perkembangan antara kanak-kanak akan tetap berlangsung.
e. Perkembangan dari berbagai bagian badan berlangsung masing-masing dengan kecepatan sendiri.
f. Sifat-sifat dalam perkembangan ada sangkut pautnya antara satu dengan lainnya.
g. Perkembangan dapat dikira-kirakan lebih dahulu.
h. Tiap-tiap fase perkembangan mempunyai coraknya masing-masing.
i. Apa yang disebut sikap yang menjadi persoalan kerapkali sikap biasa sesuai dengan umurnya.
j. Tiap-tiap orang yang normal akan mencapai masing-masing fasenya terakhir dalam perkembangan.
C. Pendidikan Seni sebagai Penunjang Perkembangan Peserta Didik
Salah satu fungsi sekolah dasar sebagai sarana sosialisasi bagi para siswanya, juga sebagai tempat membina agar lulusannya memiliki kemampuan yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan kemampuan lainnya untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan saat ini dan masa mendatang. Sejalan dengan rumusan tujuan pendidikan sekolah dasar yang mencakup peningkatan motivasi siswa untuk untuk meneruskan belajar pada jenjang yang lebih tinggi dan memperoleh dasar keterampilan, pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi siswa, dan mengolah emosi siswa agar memperoleh kematangan guna mewujudkan kesiapan belajar. Sesuai dengan tujuan tersebut maka pengembangan program pendidikan harus memperhatikan kebutuhan siswa secara individual atau kelompok dan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian pendekatan belajar melalui materi muatan local seperti seni perlu dikembangkan selain muatan inti program. Proses pembelajaran disekolah dasar lebih menekankan pada penemuan fakta, gejala dan konsep-konsep tertentu. Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan induktif, siswa belajar melalui pengalaman empirik.
Guru dalam proses pembelajaran harus dapat menciptakan iklim belajar yang menantang siswa untuk berpikir kritis dan logis. Merupakan harapan, pendidikan mencapai hasil yang optimal, untuk kepentingan tersebut guru perlu menghayati perkembangan anak yang berkaitan dengan kemampuan dasar. Kemampuan dasar tersebut meliputi: kemampuan fisik, sensori-motorik, emosional, sosial, perseptual, intelektual dan kreativitas. Dengan demikian dalam menentukan materi, metoda, media dan pendekatan pembelajaran sangat perlu memperhatikan perkembangan kemampuan yang dimiliki siswa, agar hasil belajar siswa yang optimal dapat tercapai. Perlu diingat pula oleh para guru, bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Artinya anak suka bermain, atau bermain merupakan kebutuahan bagi anak. Bila anak diajak belajar melalui kebutuhannya dan sesuatu yang disukainya anak akan menjadi senang belajar. Dengan modal kesenangan inilah, harapan pengajaran yang optimal dapat diraih. Melalui bermain anak belajar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap serta kemampuan lainnya. Bermain bersikap menyenangkan sehingga segala sesuatu yang diperoleh melalui bermain akan dirasakan menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan anak, serta membekas pada diri anak sehingga hasil belajar tidak mudah dilupakan. Mata pelajaran yang sesuai dengan pendekatan bermain ini diantaranya melalui pembelajaran kerajinan tangan dan kesenian, yang dalam kurikulum tahun 2006 disebut mata pelajaran seni dan budaya. Bukan berarti bahwa pembelajaran dengan pendekatan bermain hanya cocok untuk mata pelajaran kesenian saja, mata pelajaran lainpun sangat mungkin dapat disampaikan melalui pendekatan bermain yang disukai anak. Bila guru dapat mengemas pembelajaran di sekolah dasar dengan pendekatan bermain, niscaya pembelajaran di sekolah dasar menjadi pembelajaran yang digandrungi para siswanya. Proses pembelajaran pendidikan seni termasuk di dalamnya pendidikan seni rupa harus lebih memperhatikan kepentingan/kebutuhansiswa dan perkembangan siswa. Materi yang diajarkan harus dirasakan merupakan kebutuhan individu anak. Juga harus diingat bahwa materi yang dikembangkan harus dapat mengembangkan secara optimal potensi siswa. Untuk apa sekarang siswa belajar seni. Jawabannya bahwa siswa dengan belajar seni menjadi gembira, suka cita, tidak murung, merupakan pelajaran yang disenangi, karena pembelajaran seni memberi kebebasan. Bila jawabannya, kebalikan dari pernyataan di atas, maka guru harus mencari penyebabnya. Apakah penyebabnya datang dari siswa sendiri atau justru datang dari guru. Selanjutnya guru harus memperbaikinya sehingga pembelajaran seni menjadi menyenangkan. Setiap jenis seni memiliki kesamaan tujuan dan matra substansial yang sama, ialah mengolah kesadaran estetis melalui kegiatan apresiasi atau kegiatan berolah seni. Pendidikan seni memotivasi untuk berlatih, kreativitas dalam berkarya, yang mungkin sulit/tidak dijumpai dalam bidang studi lain.
Pendidikan seni di sekolah dasar merupakan hal yang sangat penting. Siswa merupakan pusat perhatian dalam proses pembelajaran. Berbagai upaya yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar bertujuan untuk mengembangkan potensi anak siswa. Hal ini dipertegas dengan pilar dalam pengembangan kurikulum yang diawali John Dewey (1902) dan dikembangkan Hilda Taba (1945) yang mengusulkan bahwa ada tiga hal pokok yang harus dipertimbangkan sewaktu merencanakan kurikulum adalah masyarakat, peserta didik, serta pengetahuan dan sistem keilmuan (Karhami, 2000: 285). Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru perlu dilakukan secara seimbang antara kebutuhan siswa, disiplin ilmu serta tuntutan masyarakat. Implikasi dari pernyataan ini, guru dipandang kurang bijaksana dalam melakukan pembelajaran yang hanya memihak pada tiga aspek tersebut, misalnya terlalu memihak eksitensi ilmu dengan mengorbankan siswa. Pendidikan bagi anak SD memerlukan perhatian yang seksama dari guru, sekolah dan orang tua. Melestarikan budaya tradisi menjadi salah satu tugas lembaga pendidikan. Pembinaan Seni Kerajinan adalah bidang garapan yang harus mendapat perhatian khusus dalam menata corak pendidikan Seni/Seni Rupa di Indonesia. Harus disadari negara kita adalah negara agraris yang sebagaian besar penduduknya adalah petani. Sebagian besar penduduknya tinggal dipedesaan, dengan kondisi lingkungan dan corak budaya yang bervariasi. Variasi budaya lokal dan kondisi geografis yang berbeda bukan penghambat, tetapi harus dijadikan sebagai suber inspirasi dalam mengajak siswa membuat karya seni. Kondisi semacam ini harus mendapat perhatian yang serius dalam Pendidikan Seni di berbagai jenjang pendidikan.
Anak sebagai subyek pembelajaran dalam hal ini, seharusnya kita memiliki strategi dalam membelajarkannya. Karena dalam membelajarkan seni disesuiakan dengan perkembangan dari perserta didik pula. Hal yang paling penting dalam hal ini adalah memilih seni yang sesuai dengan perkembangan siswa.
Dalam membelajarkan seni di sekolah dasar dilakukan secara bertahap dan terrpadu tak dapat dilakukan secara terpisah. Contoh yang dapat kita berikan untuk anak adalah dengan memberikan lagu model. Lagu model diajarkan dengan cara mendengarkan lagu tersebut pada anak, menirukan akhirnya anak dapat hafal dengan sendirinya. Dalam lagu model ini pembelajaran dilakukan dari yang mudah dahulu kemudian menjadi yang sulit. Kita tidak mengajarkan dari membaca musik dahulu karena hal itu dapat mempersulit siswa. Kita mengacu pada tujuan bahwa seni untuk menumbuhkan kreativitas estetis sehingga peserta didik akan belajar dari tahap yang rendah ke lebih tinggi. Pertama pembelajaran ditekankan pada pengalaman anak tentang seni. Kemudian berkembang memiliki pengetahuan dan pengertian tentang seni. Selajutnya anak akan dapat mengapresiasikan seni, dan akhirnya sampai pada tujuan itu sendiri yaitu memiliki kreativitas estetis.
KESIMPULAN
Pendidikan seni sebagai usaha yang melibatkan pengajaran dan pembelajaran membuat dan memahami seni, di samping mengetahui tentang dunia dan diri kita sendiri melalui seni. Seni yang dimaksudkan di sini adalah meliputi apa saja cabang seni visual seperti catan, arca, seni bina, reka bentuk industri, garafik komputer, serta apa juga yang berkaitan dengan seni, baik yang berupa seni tampak tradisional mahupun seni moden. Pendidikan seni merangkumi berbagai kaedah dan teknik yang digunakan di dalam penghasilan produk seni, mempelajari sejarah dan antropologi seni, membesarkan makna seni serta melihat nilai produk seni individu. Pendidikan seni di sekolah dasar merupakan hal yang sangat penting. Siswa merupakan pusat perhatian dalam proses pembelajaran. Berbagai upaya yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa.
0 comments:
Posting Komentar