Senin, 26 Mei 2014

Belajar dan Perjuangan

|0 comments



Tidak ada yang salah dengan menulis diary. Mengungkapkan emosi tanpa harus mengungkapkan langsung dengan orang lain mungkin salah satu alasan mengapa mereka memilih untuk menulisnya. Sebagian orang memilih untuk bercerita dengan teman akrabnya, bercerita dengan orang tua, atau saudara dekat yang membuatnya nyaman. Setiap manusia pasti menyadari bahwa masalah dalam hidupnya silih berganti menghampiri. Terasa berat jika memikulnya sendiri. Kadang terasa tidak seharusnya harus dibagi. Begitulah rasanya hidup layaknya terus dijalani.

Menghindar bukan pilihan yang tepat. Di pertengahan langkahku yang semakin gontai, haruskan kita menyadari bahwa saat ini adalah takdir yang telah ditetapkan Allah. Jalan yang sebelumnya belum pernah ada dalam bayangan. Jalan yang sebelumnya tidak terlintas untuk dihadapi. Rasanya berat tak berperi, tapi kembli bahwa ini adalah jalan yang telah tertulis. 

Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah menjalani. Saat pilihan berada tepat dihadapan, dan disaat itu pula  aku merasa akan menyerah dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengubah secuil takdir itu, maka yang perlu dilakukan adalah belajar. Ketika semangat belajarmu turun dengan bayangan ketakutan yang terus membayangi  kemampuan berpikirmu, maka usahlah engkau memilih untuk mundur. Lakukan lebih keras lagi, buang bayang-bayang gelapmu, kemudian ingatlah tujuan awal hidupmu.

Seni hidup adalah masalah. Mungkin hal yang pertama dilakukan manusia untuk mengatasi masalah adalah menyikapinya dengan tenang. Berikutnya adalah memutuskan untuk mengambil langkah terbaik. Setelah keputusan telah diambil, maka selebihnya adalah berusaha agar tidak takut menghadapi ringtangan yang mungkin saja terjadi. Keyakinan pada diri pasti akan membawa sinyal positif dalam diri, kemudian akan menghilangkan rasa kecemasan dan berujuang pada semangat usaha untuk memecahkan masalah. Setelah itu hasil serahkan saja kepada Allah. Insy Allah, dia mempersiapkanmu untuk hal yang lebih indah. Belajar adalah proses pendewasaan, hasil akan mengikutimu pada kesuksesan. Insya Allah, Amin.


Selasa, 13 Mei 2014

Percayalah, Dia Mempersiapkanmu Lebih Indah

|0 comments

Manusia memang selalu dihadapkan dalam banyak hal, memilih adalah salah satunya. Dunia selalu terasa sempit ketika suatu pilihan harus segera diputuskan. Mengambil sebuah keputusan tidaklah seindah bayangan kebahagian yang akan kita raih dibalik keputusan yang kelak kita ambil. Meski terasa menyenangkan, tapi apalah daya segala sesuatu telah digariskan oleh Engkau_sang mahakaya pemilik kerajaan langit dan bumi serta segala isinya. Meskipun demikian, manusia tetap harus berusaha bukan untuk pasrah.

Kehidupan yang lebih baik pasti selalu menjadi impian setiap manusia. Tidak ada satu orang pun yang tidak mendambakan hidup bahagia dengan orang terkasih pilihan sendiri, menyaksikan keluarga yang selalu dalam keadaan sehat, tersenyum berkumpul di waktu senggang, memenuhi kebutuhan hidup dengan mudah, bahkan mungkin sampai kebutuhan tersiernya yang tercukupi. Semua orang pasti menginginkannya, tidak terkecuali engkau.

Kenyataan yang telah terjadi tidak perlu disesalkan. Sebaiknya mencari langkah lain untuk maju adalah tindakan yang bijak, tetapi menikmati kekecewaan bukanlah hal yang bermanfaat. Melangkahkan kaki itu adalah hal yang wajar sewajarnya manusia pada umumnya, tapi bagaiamana jika kaki yang kita langkahkah berada pada pijakan yang tidak biasanya, bagaimana langkah yang baik untuk tetap melangkah ke depan tanpa menganggkat pandangan setinggi-tingginya. Tentulah semua kembali kepada rizki Allah kepada umat-Nya setelah mereka berusaha.

Allah pasti telah mempersiapkan rizki untuk sebuah kehidupan. Satu hal yang akan mengingatkan kita kepada karunia Allah adalah jangan pernah merasa takut engkau kelaparan. Bumi ini luas dan kaya isinya bagi umat yang mau berusaha. Seperti saat ini, akhirnya menjadi kebahagian tersendiri untuk kedua orang tuaku_lulus menjadi sarjana. Meski awalnya impian dan cita-citaku bermula dari keinginan orang tua untuk menjadi guru, tapi toh akhirnya aku mencintai pendidikan. Rasanya bahagia tapi entah rasanya masih belum sempurna.

Kesempurnaan hanyalah milik Allah, manusia hanyalah satu dari sekian makhluk yang lemah dan selalu dalam ketidakpuasan. Rasanya tidak ingin bahagia disini saja, sekedar lulus sarjana tanpa bekerja apalah artinya. Ya Allah, berikanlah kesempatanku untuk mencari rizki-Mu. Begitu pula dengan mereka yang senantiasa berdoa dan melangkahkan kakinya dengan impian rencana hidupnya. Berikanlah kelancaran dalam setiap usahaku, begitu juga mereka. Meskipun hari ini masih merasa kecewa, semoga pada kesempatan lain Engkau memberikan kesempatan yang jauh lebih baik. Pelajaran hari ini adalah “Yakini, Putuskan, dan Laksanakan dengan Tuntas”.

Recent Posts

Text