Selasa, 29 Agustus 2017

Selamat Ulang Tahun, Anakku Sayang

|0 comments


Menjadi seorang Ibu adalah harapan terbesar setiap wanita. Kala itu aku pun sempat merasa putus asa. Menghitung dan memastikan memang bukan wewenangku. Namun di sela-sela rasa putus asa itu, harapan besar tetaplah harapan besar.

Hatiku rasanya hampa, ketika enam bulan setelah menikah tak kunjung berbadan dua. Enam bulan memang bukan lah waktu yang terlalu lama. Namun begitu banyak pikiran ke mana-mana. Terkadang terlintas andai-andai dalam pikiranku. Andai saja bisa seperti mereka yang segera mendapatkan kabar gembira tak lama setelah menikah.

Hatikupun menjadi hancur, ketika bertemu dengan setiap orang yang selalu bertanya dan bertanya. Belum lagi dengan pertanyaan yang semakin menyudutkan. Hatiku semakin mrebes mili dibuatnya.
Kalaupun bukan benar-benar orang dekat ataupun seseorang yang memulai untuk berbagi, akupun tak berani menanyakan hal seperti itu. Bagiku,  ketika kabar bahagia itu datang pastilah mereka akan berbagi kebahagian juga dengan kita.

Rasa-rasanya baru kamarin aku mengecek urin pagiku. Meski diam-diam, garis dua itu kemudian kutunjukkan kepada Bapakmu.
Sungguh anugerah terindah.

Selamat ulang tahun Anaku sayang. 
Hari ini usiamu sudah satu tahun sembilan bulan. Terima kasih sudah menjadi teman setia Ibumu. Berkat Allah atas kelahiranmu, semakin lengkap rasanya hidup Ibu. Berkah umur, shalihah,  pintar, santun dan bermanfaat untuk semua ya Nak. Ibu sangat mencintai dan menyayangimu.

Wahai para Ibu, teruslah bersemangat untuk menjadi Ibu tanggung. Didiklah dengan baik titipan-Nya, berusahalah menjadi Ibu yang amanah. Wahai calon Ibu yang sedang menantikan buah hati, tetaplah berprasangka baik terhadap-Nya.
Berjuanglah dan tetap semangat. Semua itu pasti ada jalannya. Dan Allah pasti lebih tahu yang terbaik untuk hamba-Nya.

Ketika aku memutuskan untuk menulis ini, hatiku antara bahagia yang luar biasa,  dan sedih yang tak terkira. Terimalah permohonan maafku,  jika kata-kata ini sangat menyayat hati. Sesungguhnya aku hanya ingin berbagi, agar engkau tak usah merasakan apa yang pernah kualami. Aku ingin saling menguatkan, agar engkau semakin percaya atas kuasa-Nya.

Abaikan orang-orang yang menyakitimu. Balasan akan ada yang membalasnya. Percayalah, ketika Ia berkehandak, maka jadilah. Tidak ada satu pun, sekecil apapun hal sulit bagian-Nya. Percayalah, insya Allah sebentar lagi kabar bahagia itu datang.

Dulu, ketika kehidupanku jauh sebelum ini. Banyak sekali sesuatu yang ingin kucapai dan kumiliki. Semangatkupun menggebu-gebu. Namun setelah kehadirannya, tanggung jawabku bertambah satu dan kemudian bertambah satu lagi, pikiranku pun sungguh sangat sederhana. Di sisa umurku,  aku hanya ingin berada di sisi orang-orang tercinta. Menjadi Istri dan Ibu dalam keluarga. Membahagiannya dan memberikannya kehangatan.

Meskipun saat ini hidup jauh di perantauan, ah tetapi tidak jauh juga. Setiap hari nyatanya bisa bertemu dan berbagi rasa. Bagiku kasih Ibu sepanjang jalan,  kasih anak juga sepanjang jalan. 

Terima kasih yang luar biasa untuk Bapak Ibuku, untuk Bapak dan Ibu Mertuaku dan untuk Suamiku. Kalian segalanya bagiku. 

Ya Allah berikanlah kami kesehatan agar selalu bisa saling menemani. Berikan pula kesehatan kepada mereka semua agar mereka dapat saling menemani pula. Jadikan lah kami anak-anak yang saleh dan shaleha untuk kedua orang tua kami. Karuaniakanlah kepada kami anak-anak yang saleh dan shalehah pula, jadikan lah kami orang-orang yang sabar dalam segala hal dan jadikanlah kami orang yang bermanfaat. Amin

Recent Posts

Text