Selasa, 31 Agustus 2010

Anugrah Terindah Yang Pernah Kumiliki

|0 comments

Anugrah Terindah Yang Pernah Kumiliki
intro : G C
G
Melihat tawamu
C
Mendengar senandungmu
G
Terlihat jelas di mataku
C
Warna-warna indahmu
G
Menatap langkahmu
C
Meratapi kisah hidupmu
G
Terlukis jelas bahwa hatimu
C
Anugerah terindah yang pernah kumiliki
G C
G
Sifatmu nan s’lalu
C
Redahkan ambisiku
G
Tepikan khilafku
C
Dari bunga yang layu
G
Saat kau disisiku
C
Kembali dunia ceria
G
Tegaskan bahwa kamu
C
Anugerah terindah yang pernah kumiliki
G C
G
Belai lembut jarimu
C
Sejuk tatap wajahmu
G
Hangat peluk janjimu
C
Anugerah terindah yang pernah kumiliki
G C

Malam itu adalalah hari ke-20. Terasa sekali kedamaian menyinggahiku. Tuhan menitipkanku di tempat kedua sepasang laki-laki yang begitu hebat di mataku, dan perempuan berhati sabar nan baik hati membimbing di setiap perkembanganku. Aku merasakan lahirku kembali dengan semangat yang baru untuk sedikit menulis, untuk sedikit mencurahakan bahwa hari ini aku belajar. Belajar menikmati hidup sebagai Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki. Anugerah terindah yang mungkin hanya aku yang mendapatkannya. Anugrah terindah terindah yang setiap manusia dapatkan untuk merasakan dan menikmati indahnya alam dunia ciptaanNya tetapi akan berbeda dengan apa yang aku dapatkan dengan caraNya yang berbeda dan menjadikan Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki. Serasa lebih sempurna dari “Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki” milik orang lain.

Bila nanti dunia telah mengerti, mengartikan, dan mengiyakan, kuteriakkan semua ini adalah Anugerah Terindah Yang Pernah Kumilikini. Ketika rumah ini menjadi tempat teraman yang pernah aku singgahi, yang perlakukanku bagai surga tiada yang lain. Ingin rasanya berteriak sekencang-kencangnya berharap mereka akan tahu apa yang aku rasakan. Hanya bisa meluapkannkya lewat tangisan kegembiraan melengkapi Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki.

Di tengah heningnya tempat teraman ketika matahari mulai menghangatkan tubuhku sendiri. Di tepian sungai ketika aku menyejukkan keadaanku. Aku menunggu orang-orang yang menjadi diriku sendiri dan matahari pun beranjak naik di atas kepalaku. Aku kembali ceria dan tenang bersamamu. Karena kau air yang menyejukkan keringnya tenggorokanku. Allegro pertama yang aku miliki kemudian hadir di hadapanku. Hadiah dari jutaan hadiah yang aku dapatkan dari sang lelaki dan perempuan yang telah kuceritakan tadi.  Kau Anugerah Terindah Yang Pernah Kumilliki.

Melihat tawamu, mendengar senandungmu terlihat jelas di mataku warna-warna indahmu. Tak menginginkan tawamu hilang sekejap dan senandung-senandung lagu yang kau lantunkan berganti dengan senandung lain di hatimu. Tetaplah bersamaku menjadi Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki.

Menatap langkahmu, meratapi kisah hidupmu terlukis jelas bahwa hatimu Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki. Di setiap aku berjumpa kau menemuiku, kemudian kau melangkahkan kakimu langkah demi langakah tanpa kulihat senyuman itu. Hanyalah sosokmu dari belakang yang kemudian pergi meninggalkanku. Hanya sejenak saja, kemudian aku berharap di waktu yang berbeda dan hari-hari yang lebih baik akan menjadikan hari-hariku lebih indah bermakna dan menjadi indah pada waktunya. Kisahmu yang kau bagi denganku membuatku aku semakin mengenalmu. Kau Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki.

Sifatmu nan selalu redahkan ambisiku, tepikan khilafku dari bunga yang layu saat kau disisiku. Berharap ramadhan ini menjadi ramadhan yang akan lebih penuh berkah dari tahun yang lalu. Kembali dunia kan ceria tegaskan bahwa kamu Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki.

Kamis, 26 Agustus 2010

Kau Takkan Tergantikan

|0 comments
Katakan padaku semua rasa resahmu, karena aku anakmu. Katakan padaku semua bimbang karena kau seperti hatiku. Katakan padaku seperti apa bahagiamu, bahagia yang kau rasakan, karena aku bagian darimu. Katakan padaku bagaimana alur mimpimu, karena aku berperan bagimu. Katakan padaku seperti apa kau mengajar, karena aku muridmu yang belajar darimu mencari jati diriku. Katakan seberapa jauh pengetahuanmu, karena aku muridmu yang mencoba mengalahkanmu, menambah pengetahuanku yang lebih dari yang kau tahu dan kau ajarkan padaku.

Katakan padaku seberapa luas pemikiranmu, karena aku penerka setiap bagian kecil disekelilingku menjadikannya arti dan pemikiran kehidupan yang kuanggap sebagai harmoni yang indah. Katakan padaku apa yang tak mampu kau ucapkan secara langsung di hadapan seseorang anak perempuan kecil ini bagai dirimu dimasa 25 tahun yang lalu. Katakan padaku bagaimana sikap yang baik, karena aku pribadi yang ingin mencontoh mana yang aku rasa baik dan membuangnya mana yang tak patut untuk aku ambil. Katakan padaku kriteria kesabaran yang baik, karena aku individu yang mencoba tak menyakiti dan menggores luka di hatimu. Katakan padaku bagaimana cara menghormati orang lain, karena aku selalu melakukan itu untukmu.

Katakan padaku bagaimana caranya jujur, karena aku balita yang belajar mengucap tanpa mengurangi sedikit pun huruf untuk aku ucap padamu dihadapanmu atau saat kau tak tahu aku mengucapnya. Katakan padaku kapan kau mulai ingin bercerita padaku, karena aku pengantri yang segera ingin aku ikut segera mendengar ceritamu dan membaginya untukmu.

Katakan padaku cara membantu tanpa pamrih yang tanpa rasa lelah, karena aku mesin yang tak pernah lelah selalu ada untukmu dan selalu kau menjaganya. Katakan padaku bagaimana caranya bersyukur, karena aku hambaMu yang tak pernah sedikit pun melupakanmu.

Katakan padaku jika aku berubah, karena aku bola pejal yang akan tetap bulat walaupun terbentur beratus-ratus kali. Katakan padaku bagaimana cara menyayangi, karena aku manusia yang punya hati. Katakan padaku bagaimana menyambut, karena aku penjaga pintu yang seharusnya tak pernah bosan dengan pengunjung meski tak pernah berganti.

Katakan padaku jika aku tak menyayangimu, karna aku pengemis cinta yang selalu kau beri lebih walau aku tak memintanya. Katakan padaku bagaimana menjaga hati, karena aku takut terluka berlarut-larut.

Katakan padaku tentang masa mudamu dulu, karena aku dewasa dalam pelukmu. Kakakan padaku agar jangan menangis, karena aku cengeng dan tak mandiri sampai saat ini selalu bersamamu.

Katakan dan tunjukkan padaku bahwa aku menjadi diriku sendiri yang kau mau dan kau takkan pernah tergantikan dengan yang lain. Kau Bundaku yang ku cinta.

Senin, 23 Agustus 2010

Saat Dia Berjanji Akan Mencintai Aku untuk Selamanya

|0 comments
Pertanyaanya kala itu menjadikanku teringat dengan lembaran kusam dan lusuh di 3 tahun sebelum aku menghembuskan nafas dan menapakkan kakiku di tahun 2009. Lembaran kusam itu kemudian kutuliskan bahwa tanpamu aku bisa jalani hidup apa adanya meskipun berat aku melangkah tapi itu memang yang terbaik. Jawabnya di lembaran yang baru ini inginkan lebih dari apa yang aku katakan. Tak sampai aku berkata walau hatiku menjawabnya "iya". "Mungkinkah aku akan menunggu hingga saat tiba?" (pertanyaan yang sempat terlintas, dan tak aku temukan jawabnya).

Dikesunyian hati, dirimu menemaniku. Dikeramain tawa kau biarkan aku mengikuti. Dikelemahan raga, kau balut dengan canda. Semua tersusun rapih dan terukir indah di hati. Tak merasakan sayatan-sayatan kecil untuk membuatku tersakiti. Menjadikanku mengalir seperti air yang tenang dan terarah.

Menyelusuri jalan hidupmu akan aku jalani tanpa ragu. Hari demi hari kau tanyakan keadaanku sembari kau ceritakan tentangmu. Aku pun mendengarkannya. Aku semakin merasakan betapa kau sangat menghargaiku. Bagai intan mungkin itu pilihan intan permata yang terbaik yang tak ternilai harganya.

Dia lebih baik darimu. Walau sempat kenangan kusam itu bagai indahnya bintang yang bertebaran di langit malam dilihat dari atas bukit. Aku ucapkan terima kasih kau sempatkan bersandar di hatiku. Mungkin dulu aku tak mengerti atau mungkin itu juga terlalu dini. Kau yang dulu berjanji kini telah berdusta. Kau yang dustai kesetiaanku, menjadikan kenangan itu tak begitu indah dengan kenangan akhir yang buruk.

Awal yang indah tak selalu berakhir dengan indah. Kini sepiku pun telah sirna. Aku kini telah bahagia lakukan yang aku suka tanpa harus pikirkannya sedetik pun. Menatap jernih indah matanya yang kini menemani hari-hariku merasakan ada cinta dan kasih sayang yang tulus dan kurasakan selalu. Hanya pada-Mu kupasrahkan semuanya.

Minggu, 22 Agustus 2010

Takkan Menjauh Berlari Darimu

|0 comments
Ketika aku tak mamapu lagi menjawab tentang apa yang kau rasakan, janganlah berlari menjauh meninggalkanku. Merasa bimbang dengan pilihan yang hendak aku menjawabnya, tapi aku takut jika itu akan kembali terjadi padaku. Sesungguhnya aku ingin menjawabnya secara jelas tapi aku pun masih takut jika aku tak mampu dengan apa yang aku katakan. Aku takut jika hanya perasaanku yang mulai terbawa suasana aku menjawabnya dengan mudah tanpa aku tahu apa akibat dan tanggung jawab perkataanku.

Ketika kamu merasa tak percaya lagi padaku tentang apa yang aku rasakan, janganlah berlari meninggalkanku disini sendiri. Merasa dalam kegentingan yang kurasakan akan sosokmu yang berlari tanpa memalingkan pandanganmu sedikit pun kearahku memberi sandi-sandi kepedulianmu yang mulai enyah untukku. Mencoba mencari udang mengeluarkan bagaimama perasaan terdalam yang aku rasakan tentangmu yang tanpa mencoba menjauh berlari darimu.

Berusaha menyikapinya dengan baik saat kau tak mampu menemukanku. Dalam perjuangan yang sedang kau tempuh aku selalu berkata dalam hati hari-hariku bahwa aku takkan menjauh berlari meninggalkanmu. Mengisi hari-hariku penuh dengan warna-warna ceria, kau krayon pelengkap krayon-krayonku saat aku menggerakkan tanganku untuk melukis. Melengkapi lukisan dengan indah tentang apa yang akan segera menjadi obyek lukisan indah itu.

Akan sama halnya saat kau pun tak berada dekat denganku. Merasakan kau begitu dekat dan membantuku mulai membuat sketsa kemudian menyempurnakan sketsa itu menjadi obyek yang nampak jelas dan kemudian diperindah dengan warna-warna terang dan mengkombinasikannya dengan warna-warna lain menjadikannya lebih hidup dan bermakna.

Keberadaanmu takkan mengurangi rasa sayangku untukmu. Perasaan itu akan selalu ada selama kau merasa aku masih menjadi bagian dalam hidupmu. Begitu juga dengan aku. Bagian yang takkan terpisahkan dari bagiannya takkan melelehkan rasa manis itu meski berada pada suhu 100 derajat sekalipun.


Ingin selalu menenangkan perasaan gundahmu entah dengan cara seperti apa. Satu hal yang ingin kau tahu. Aku menjaganya jika disana kau pun menjaganya. Dengan baik atau kuramg baikkah caramu menjaganya maka seperti itulah caraku menjagamu. Jika suatu saat kau menangis, aku pun sama menangisnya dengan apa yang kau rasakan. Semoga tetesan-tetesan air mata itu akan beserta dengan aku dan kamu mengikuti lantunan doa-doa yang selalu menajadi sebuah harapan. Aku akan selalu merasa tenang karena kau selalu membuat aku percaya. Hanya sedikit rasa curiga yang terkadang melintas dan memecahkan kaca-kaca dibeningnya mataku.

Tak perlu kau meminta bukti dariku. Begitu juga aku tak mengharapkan sedikit bukti itu darimu untuk saat ini. Alat ukur yang tak mampu menentukkan ketika kau memberikan perasaan itu takkan pernah ada. Aku juga takkan memberimu dengan ukuran dan takaran yang sama yang menjadikannya seimbang yang kau kira akan merasa tak sia-sia dan ragu terhadapku.

Jadi jalanilah mengikuti kemana arah hatimu melangkah. Karena hanya perasaanmu yang tahu bagaimana dan seperti apa jawabnya. Dan perasaanmu lah yang mampu mengukurnya dengan tepat.

Jumat, 20 Agustus 2010

Tersenyumlah Untukku dan Untukmu Sendiri

|0 comments
Banyak hal yang ingin aku bagi denganmu kelak nanti. Banyak cerita yang ingin aku ceritakan kelak aku bertemu denganmu nanti. Banyak tempat-tempat yang ingin aku kunjungi kelak kau ajakku menemanimu nanti. Banyak pendapat yang ingin aku bahas denganmu kelak apa yang aku rasakan tidak sama apa yang aku dapatkan, tidak sama yang aku lihat dan tidak sama dengan perlakuan yang aku rasa tidak seharusnya untuk dilakukan. Banyak senyuman bertaburan kelak canda tawa selalu mengiringi dimana kaki kita melangkah meski kita diantara tempat yang berbeda dan terhalang tembok raksasa dengan ketebalan beribu-ribu meter. Banyak yang akan aku beli nanti denganmu kelak seperti halnya melengkapi kebutuhan hidup sehari-hari kapan sesaat kita merasakan lapar di malam hari menemani buku-buku indah yang berserakan di lantai untuk pagi hari.

Banyak mimpi-mimpi yang ingin segera aku wujudkan kelak kau selalu hadir di sampingku dan menemani mimpi-mimpiku, menjagaku sampai aku terbangun kau tetap singgah, dan menenangkanku ketika aku terbangun di tengah malam karena mimpi-mimpi yang seharusnya tidak singgah menghampiri. Banyak ayat-ayat yang ingin aku baca denganmu kelak kau menjadi pemimpin yang tangguh kewibawaanmu. Banyak waktu yang selalu ingin ditemani olehmu kelak kau tempatkan aku diempat terindah. Banyak ucap syukurku yang selalu aku lantunkan sejak aku mengenalmu sampai kelak kau yang akan menemaniku bahwa kau kau pernah jenuh untuk itu. Banyak rasa sayang yang ingin aku curahkan kelak kau temukan namaku yang semakin mekar di hatimu. Banyak cara ingin aku belajar denganmu kelak membaginya dengan suara-suara mungil yang menghiasi ruangan itu, menjadikan indah dan semakin indah.

Banyak dan semakin banyak yang takkan pernah cukup bagiku, kau akan membawaku agar aku selalu bersyukur. Menerima apa yang ada di hadapan kita dan berusaha mencapai bintang yang paling terang itu dalam masa-masa yang kita perjuangkan dengan semangat yang tinggi. Bukan bagai memluk bulan, aku percaya kau menjadikanku lebih bermakna. Entah seperti apa yang tejadi kelak takkan pernah ada yang mampu menjanjikan. Tapi aku pasti akan selalu bersyukur mengenalmu lebih dalam.

Jangan menangis sayang..
Semua akan berjalan dengan baik. Berusaha tiada akan pernah menyakitimu seperti halnya aku selalu mencoba untuk tidak pernah menyakiti orang lain. Dan aku masih disini ketika kau berjuang dengan apa yang kau perjuangkan di hari ini, siang ini, malam ini, dan di pagi ini. Apa yang kita perjuangakan ketika hasilnya belum tercapai akan tetap memberikan hasil bagi diri kita sendiri. Tiada pernah sesuatu menjadi sia-sia seperti halnya Tuhan menciptakan rumput liar sekali pun. Jadi tetaplah menjadi dirimu yang selalu semangat dan janganlah menangis karena aku selalu menemanimu dan Tuhan selalu ada untukkmu dan takkan pernah lelah dan takkan pernah tidur menjagamu dengan baik.

Kamis, 19 Agustus 2010

Dia Merdeka di 17 Agustus 2010

|0 comments
Menjadi diam dan sunyi kala pagi itu aku menikmati embun pagi di Pantai Baru Kuwaru, Bantul bersama empat teman perempuanku. Hamparan air laut yang begitu luas dengan suara deru ombak yang berbeda besar kecilnya dari arah yang berbeda. Aku kembali terdiam dan lemas dikala teman-temanku menanyakan telfon dari siapa yang aku terima itu?, sms dari siapa yang kau balas itu? Aku menjawabnya dengan nada yang terisak mendengar kabar yang tak aku inginkan.

Posisi pengunjung pantai yang kala itu tidak terlalu ramai menyudutkan rasa penyesalan yang tak mungkin aku ganti. Dia yang menjadikanku seperti anak perempuannya dia sendiri terbaring lurus dan tak berdaya.

Dia telah pergi meninggalkanku. Meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Dia meninggalkan kenangan jiwa kepemimpinan dan kasih sayangnya terhadap anaknya saat aku pulang belajar dan menyemangatiku untuk terus semangat belajar dan menerima kehidupan dengan apa adanya .

Anak perempuan satu-satunya yang menjadi sahabatku itu telah menikah sekitar satu bulan lebih. Di hari menjelang pernikahan anaknya itulah terakhir aku berjumpa dengannya. Terakhir aku bercerita dan terakhir pula aku mencium tangannya di setiap kali aku datang dan pergi.

Combro yang dia buat pada tiga tahun lalu saat aku berkunjung ke rumahnya dan bermain dengan anak perempuannya itu membuatku tak percaya begitu cepat dia meninggalkan kami di usianya yang ke 57 tahun. Kenangan yang begitu menyentuh hai terdalamku. Dia berikan aku kehangat seorang ayah yang lain untukku.

Dia menjadi pahlawan dalam kepemimpinannya menjadi kepala keluarga. Dia yang selalu sabar tak mengeluh jika lelah dan sakit merasakan betapa rasa sakit itu amat dia rasakan. Istrinya yang selalu setia dengan ikhlas merawat dan mencoba mengurangi rasa sakit dengan menggosokan air hangat dengan kain di bagian dada sebelah kiri itu tanpa lelah. Dengan mata sipit indahnya di waktu tengah malam dikala semua orang menikmati mimpi indah dia bertahan. Anak perempuannya itu pun demikian.

Rumah sederhana dengan dua anak lelaki yang kala itu masih bekerja di luar kota dan telah berkeluarga dan satu anak perempuan sahabatku itu yang ditinggal kerja suaminya bekerja di luar kota bersama kakaknya itu merasa bingung dan ketakutan. Anak perempuan yang penakut itu sampai memberanikan diri keluar rumah dan lari mencari bantuan. Akhirnya dia menemukan beberapa orang yang saat itu tirakatan di bulan puasa.

Tanggungannya seolah telah selesai dilaksanakan. Dia melaksanakn tugasnya tepat pada waktunya. Dia menghemnuskan nafas terakhirnya seolah merasa tenang denga anak perempuan terakhirnya yang kini telah mendapatkan kehipan baru. Meski anak perempuan itu akan merasa kehilangan disaat-saat bahagia menyelimuti tidurnya semoga dia akan selalu tabah dan dia akan tenang kembali padaNya.

Sungguh aku merasa kehilangan. Karangan bungan berisi doa yang kukirimkan dari kejauhan itu pasti akan sampai.
Semoga akan menambah ketenaganmu disana ayah...
Selamat jalan...

Aku hanya berharap semoga segala amal dan perbuatannya di dunia diterima di sisiNya. Tidur tenang dan kembali kepadaNya dengan kondisi beriman, dan keluarga yang ditinggalkannya selalu dalam kesabaran. Amin ya robbal 'alamin.

Selasa, 17 Agustus 2010

Ketika Aku Menjadi Ragu

|0 comments
Aku selalu percaya akan kuasaMu. Aku menjalani hari-hariku dengan segala nafas yang kau beri. Kau berikan kesempatan kepadaku menikmati hembusan-hembusan nafas dan kecantikan kakiku melangkah di bumiMu yang indah. Menikmati isinya yang telah kau ciptakan sejak aku belum terencanakan di sini. Menikmati indahnya semua itu dengan mudah tanpa aku berfikir bagaimana bisa terjadi dan bagaimana itu terjadi.

Tuhan,,aku tak pernah sedikit pun berprasangka kepadamu. Yang kurasakan adalah betapa aku bersyukur dengan ini sampai saat ini.

Aku menikmati hari-hari ini sebagai hadiah yang kau beri, dan aku akan mengartikan hari-hari yang akan datang menjadi harapanku yang begitu bermaka dan melengkapi kanvas putihku dengan warna cerah riang yang kini mulai terpoleskan sedikit demi sedikit melalui kehendakmu.

Alloh, Tuhanku yang mahapengasih lagi maha penyayang aku tahu dari sudut mana pun kau selalu bersamaku. Mendengar dan menyaksikanku disetiap langkah dan hembus nafasku.
Tenangkanku disaat aku mulai layu karena sesungguhnya aku begitu percaya akan kekuasaanMu dan sesungguhnya engkau lebih dekat dari nadi-nadiku dan lebih mengetahui apa yang aku rasakan dari dalam lubuk hatiku terdalam yang tak bisa aku ucapkan ketika mengadu kepadaMu.

Recent Posts

Text