Kamis, 26 Agustus 2010

Kau Takkan Tergantikan

Katakan padaku semua rasa resahmu, karena aku anakmu. Katakan padaku semua bimbang karena kau seperti hatiku. Katakan padaku seperti apa bahagiamu, bahagia yang kau rasakan, karena aku bagian darimu. Katakan padaku bagaimana alur mimpimu, karena aku berperan bagimu. Katakan padaku seperti apa kau mengajar, karena aku muridmu yang belajar darimu mencari jati diriku. Katakan seberapa jauh pengetahuanmu, karena aku muridmu yang mencoba mengalahkanmu, menambah pengetahuanku yang lebih dari yang kau tahu dan kau ajarkan padaku.

Katakan padaku seberapa luas pemikiranmu, karena aku penerka setiap bagian kecil disekelilingku menjadikannya arti dan pemikiran kehidupan yang kuanggap sebagai harmoni yang indah. Katakan padaku apa yang tak mampu kau ucapkan secara langsung di hadapan seseorang anak perempuan kecil ini bagai dirimu dimasa 25 tahun yang lalu. Katakan padaku bagaimana sikap yang baik, karena aku pribadi yang ingin mencontoh mana yang aku rasa baik dan membuangnya mana yang tak patut untuk aku ambil. Katakan padaku kriteria kesabaran yang baik, karena aku individu yang mencoba tak menyakiti dan menggores luka di hatimu. Katakan padaku bagaimana cara menghormati orang lain, karena aku selalu melakukan itu untukmu.

Katakan padaku bagaimana caranya jujur, karena aku balita yang belajar mengucap tanpa mengurangi sedikit pun huruf untuk aku ucap padamu dihadapanmu atau saat kau tak tahu aku mengucapnya. Katakan padaku kapan kau mulai ingin bercerita padaku, karena aku pengantri yang segera ingin aku ikut segera mendengar ceritamu dan membaginya untukmu.

Katakan padaku cara membantu tanpa pamrih yang tanpa rasa lelah, karena aku mesin yang tak pernah lelah selalu ada untukmu dan selalu kau menjaganya. Katakan padaku bagaimana caranya bersyukur, karena aku hambaMu yang tak pernah sedikit pun melupakanmu.

Katakan padaku jika aku berubah, karena aku bola pejal yang akan tetap bulat walaupun terbentur beratus-ratus kali. Katakan padaku bagaimana cara menyayangi, karena aku manusia yang punya hati. Katakan padaku bagaimana menyambut, karena aku penjaga pintu yang seharusnya tak pernah bosan dengan pengunjung meski tak pernah berganti.

Katakan padaku jika aku tak menyayangimu, karna aku pengemis cinta yang selalu kau beri lebih walau aku tak memintanya. Katakan padaku bagaimana menjaga hati, karena aku takut terluka berlarut-larut.

Katakan padaku tentang masa mudamu dulu, karena aku dewasa dalam pelukmu. Kakakan padaku agar jangan menangis, karena aku cengeng dan tak mandiri sampai saat ini selalu bersamamu.

Katakan dan tunjukkan padaku bahwa aku menjadi diriku sendiri yang kau mau dan kau takkan pernah tergantikan dengan yang lain. Kau Bundaku yang ku cinta.

0 comments:

Posting Komentar

Recent Posts

Text